Bukit Berlian, Napal Putih [on the Story]

Napal Putih adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Indonesia. Terbentuknya Kecamatan ini atas kehendak rakyat yang di jembatani oleh Panitia 9 : Zamhari As Jamal, Saukani, Aminullah, Mumung Komarudin SPd, Kusmawijaya SPd, Hendrik Silaban SH,Hermandani, Imam Chusbangi, M. Abdul Sadad. Pada masa perjuangan Napal Putih pernah dijadikan pusat Pemerintahan Militer pimpinan Dr AK Gani. Bukti sejarah saat ini masih berdiri rumah sejarah yang dijadikan pusat pemerintahan. Di Kecamatan ini juga terdapat daerah pertambangan emas yang konon merupakan penyumbang megahnya Tugu Monas. Pusat pertambangan emas tepatnya terdapat di Desa Lebong Tandai, yang disebut-sebut sebagai Batavia Kecil.

Pesan, Komentar, Kirim Salam dari Facebook

Sejarah Bukit Berlian

25 Agustus 2009

Desa Bukit Berlian adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Napal Putih, sebelumnya adalah bagian dari Kecamatan Ketahun, namun setelah Kecamatan Ketahun dimekarkan, maka Bukit Berlian bersama 18 Desa lainnya tergabung dalam kecamatan baru Napal Putih.

Pada awalnya Bukit berlian lebih dikenal dengan SP 4, sebuah desa satuan pemukiman transmigrasi yang mayoritas dihuni para transmigran asal Jawa Barat yang datang pada tahun 1984, pada masa awal tahun itu Bukit Berlian masih satu pemerintahaan secara administrasi dengan SP5 atau Bukit Berlian II yang mayoritas di huni oleh para Transmigran asal Jawa Tengah. Karena jarak antara SP4 dan SP5 sekitar 5 kilometer sehingga menggangu peayanan pemerintahan bagi warga kedua tersebut maka akhirnya kedua Desa tersebut berdiri sendiri.

Awal berdiri Bukit Berlian terdiri dari dari 3 RK (Rukun Keluarga) RK I mayoritas dihuni para transmigran asal Tasikmalaya, Garut dan Cirebon. Para tokoh masyarakatnya antara lain Abah Junaedi, Ustadz Dudung, Abah Edi, Mumung Komarudin, dan banyak tokoh lainnya yang memang sangat religius. Nama terakhir pernah menjabat sebagai Ka SDN 43 dan terakhir Bpk Mumung Komarudin menjabat Ka. SMUN 1 Napal Putih.

RK II mayoritas dihuni oleh transmigran asal DKI Jakarta,Bekasi, Tangerang dan Depok dan sebagian Bogor. Tokohnya antara lain Bpk. Tamami, Bpk Jaelani.

Sedang RK III dihuni mayoritas transmigran asal Cimahi, Bandung dan Sukabumi. Tokohnya antara lain Pak Misdan, Alm M. Rasyid AR, ALm. Syahrudin, Bpk Sakim Suryana dll. di Rk ini juga tergabung transmigran lokal dari warga pribumi suku pekal.

0 komentar:

Posting Komentar

IP